Minggu, 04 Maret 2012

Organisasi dan Metode

1. Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
a.       Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more persons)
b.      James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c.       Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
a.       Orang-orang (sekumpulan orang),
b.      Kerjasama,
c.       Tujuan yang ingin dicapai,
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.   
2. Ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
b.      Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
c.       Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
d.      Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e.       Adanya tujuan yang ingin dicapai.
3. Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1)      Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas
               Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.  Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai  antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2)      Prinsip Skala Hirarkhi.
               Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3)      Prinsip Kesatuan Perintah.
               Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4)      Prinsip Pendelegasian Wewenang
               Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.  Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan  mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5)      Prinsip Pertanggungjawaban
               Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6)      Prinsip Pembagian Pekerjaan.
               Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7)      Prinsip Rentang Pengendalian
               Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional.  Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8)      Prinsip  Fungsional
               Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9)      Prinsip Pemisahan
               Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10)  Prinsip Keseimbangan
               Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan.  Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11)  Prinsip Fleksibilitas
               Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12)  Prinsip Kepemimpinan.
               Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Organisasi (Yunani: ργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
4. Jenis-jenis Organisasi
Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1.      Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
      (1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2.      Berdasarkan lalu lintas kekuasaan
      Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, (3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3.      Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;
      (1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum  (2) organisasi  informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain  kesamaan minat atau hobby, dll.
4.      Berdasarkan tujuan.
      Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau ‘non profit oriented ‘
5.      Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
      (1) organisasi pendidikan, (2) organisasi kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan lain lain.
6.      Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
      (1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
7.      Berdasarkan pihak yang memakai manfaat
      Organisasi ini meliputi; (1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, (2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti  organisasi pelayanan kesehatan, contohnya  rumah sakit, Puskesmas, dll
5.  Manfaat Berorganisasi
1. Menambah pengalaman
Dengan menjadi anggota panitia suatu kegiatan, mendapat pengalaman berorganisasi. Bagaimana bekerja dalam komunitas yang terdiri dari individu-individu majemuk, beraneka ragam latar belakang dan pola pikir. Dengan kesibukan tambahan ini, mau tidak mau kita harus belajar strategi menyatukan visi, membagi kerja, dan menjalankan tugas. Istilah kerennya, job description masing-masing tugas harus jelas. Berbagai benturan yang mungkin terjadi saat menyatukan visi, tentu akan menjadi tambahan pengalaman tersendiri. Begitu pula saat pembagian kerja, menjadi terbiasa untuk bekerja secara team work, saling membahu, mendukung satu dengan lainnya.
Selain memperoleh pengalaman berorganisasi, pengalaman dan menambah wawasan dalam bidang yang kita kerjakan. Bergabung dengan kepanitiaan suatu kegiatan tentu membuat kita harus berinteraksi dengan banyak orang. Proses interaksi ini membuat kita menjadi kenal dan dikenal banyak orang.
         2. Sikap mental
berorganisasi juga membentuk sikap mental positif, misalnya kedisiplinan, ketekunan, kejujuran, dan percaya diri. Setiap kerja pasti ada target waktu (deadline) yang harus dicapai. Selain kedisiplinan, ketekunan kita juga terasah. Tidak semua tugas yang menjadi tanggung jawab, mudah dilaksanakan. Kadangkala ada tugas yang membutuhkan ketekunan, seperti mewawancarai orang penting yang sulit ditemui. Bila tidak tekun tugas kita tidak terselesaikan.
Jabatan menjadikan individu bersikap jujur, tidak menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan. Hal ini membutuhkan keberanian untuk melawan keinginan negatif dan melatih kejujuran kita.
Dengan pengalaman berorganisasi,  secara sadar maupun tidak, tingkat kepercayaan diri juga meningkat. Kepercayaan diri yang tinggi ini amat berguna saat harus melangkah dan menentukan sesuatu. Maka akan terbentuk individu yang lebih berani dalam menghadapi segala situasi.
C. Solar Generation-Greenpeace
Greenpeace adalah organisasi kampanye internasional independen yang menggunakan konfrontasi kreatif tanpa kekerasan untuk menyoroti masalah-masalah lingkungan global dan mendorong solusi yang penting bagi masa depan yang hijau dan damai. Greenpeace juga memiliki kebijakan yang ketat mengenai keuangan dan hanya menerima dana dari individu perorangan, tidak dari perusahaan ataupun pemerintah. (www.greenpeace.or.id)
Solar Generation adalah organisasi anak muda usia 15-25 tahun dari seluruh dunia di bawah kampanye iklim dan energi Greenpeace yang memerangi perubahan iklim dan menyerukan penggunaan energi bersih. Terdapat di 21 negara  termasuk Indonesia. Di Indonesia Solar Generation lahir dari sebuah program kampanye Perubahan Iklim & Energi yang dilakukan Greenpeace South East Asia, dimana Greenpeace melakukan pembangunan kesadaran publik tentang Revolusi Energi ke berbagai kampus dan sekolah, serta mengajak anak – anak muda untuk melakukan aksi nyata, dan baru-lah pada 1 Desember 2007 organisasi yang gawangi oleh kaum muda ini melakukan launching sekaligus mengkampanye-kan pemanasan global dan penggunaan energi yang ramah lingkungan di Pantai Kuta, Bali dengan tagline “Kyoto Just Do It, Youth Act Now!”. Acara yang di gelar selama 2 hari itu juga sebagai respon terhadap konferensi internasional perserikatan bangsa-bangsa (PBB) untuk perubahan iklim (UNFCCC). .(www.solargeneration.co.id)
Organisasi ini menang dikhususkan bagi anak muda yang ingin berperan aktif melawan dapak dari perubahan iklim. Beberapa yang telah dilakukan antara lain membangun komunitas di setiap sekolah dengan sebutan Student Action For Climate, melakukan kampanye energi efisiensi dan renewable energy.
Pentingnya Organisasi dan Metode
Istilah organisasi dapat di definisikan :
organisasi merupakan wadah yang dibentuk oleh sekelompok orang (lebih dari satu)     yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran bersama.
Beberapa hal penting dari definisi tersebut adalah:
– Organisasi dibentuk atau terdiri dari manusia
– Adanya pembagian tugas
– Adanya koordinasi/kendali terhadap tindakantindakan anggotanya
– Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.
Sedangkan istilah metode tersebut berarti suatu tata karja yang dapat mencapai tujuan secara efisien.
Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah :
Rangkaian proses kegiatan yang di lakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menetukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah di tetapkan.
Dalam pengertian tersebut terdapat 4 maksud :
a.            Sebagai Kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya
b.            Sebagai Kegiatan manajemen
c.            Memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia
d.            Meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan

Sejarah Organisasi
Pendekatan awal terhadap teori organisasi pada awal abad 19 menganggap organisasi sebagai alat mekanis untuk mencapai tujuan, pada perhatian difokuskan pada pencapaian efisiensi dalam fungsi-fungsi intern. (Teoritikus Tipe 1).
Pada teoritikus tipe 2 yang melaksanakan dibawah asumsi system tertutup namun menekankan hubungan informasi dan motivasi-motivasi non-ekonomis yang beroperasi dalam organisasi. Organisasi tidak selalu berjalan secara mulus dan bukan merupakan mesin yang sempurna. Manajemn dapat merancang hubungan dan aturan formal, namun diciptakan juga persahabat informal untuk memenuhi kebutuhan social anggotanya.
Kerasionalan kembali menjadi tema sentral pada teoritikus tipe 3, diperkirakan sejak 1960 sampai awal 1970-an para teoritikus melihat organisasi menjadi alat untuk mencapai tujuan. Mereka memfokuskan pada sasaran, teknologi, dan ketidak pastian lingkungan sebagai variabel-variabel kontingensi utama yang menetukan struktur yang tepat dan seharusnya berlaku dalam organisasi, dengan kata lain struktur yang sesuai dengan variable-variabel kontingensi tersebut akan membantu pencapaian tujuan organisasi, sebaliknya penerapan struktur yang salah akan mengancam kelangsungan hidup organisasi.
Akhirnya pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi sangat dipengaruhi oleh para teoritikus tipe 4. perspektif social digunakan kemabali, namun dalam kerangka kerja system terbuka. Hasilnya adalah pandangan bahwa struktur bukanlah merupakan usaha yang rasional dari pada manager untuk menciptakan struktur yang efektif, namun merupakan hasil dari suatu pertarungan politis di antara koalisi-koalisi di dalam organisasi untuk memperebutkan kendali atau kekuasaan.
Desain Organisasi Formal dan Informal
Dimensi Desain Organisasi
Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1. Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi.
2. Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi.
Organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.    Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. 
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2.    Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain
Teori Organisasi yaitu
1.     Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional)
a. Teori Birokrasi
b. Teori Administrasi
c. Manajemen Ilmiah
2.     Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi)
 Menekenakan pentingnya aspek psikologis & sosial karyawan
3.     Teori Organisasi Modern
Semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan & saling ketergantungan