1. Pengertian Organisasi
Organisasi
berasal dari kata organon dalam
bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan
para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai
bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
a. Chester I. Barnard
(1938) dalam bukunya “The Executive Functions” mengemukakan bahwa : “
Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define
organization as a system of cooperatives of two more persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the
form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah
setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c. Menurut Dimock,
organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of
interdependent part to form a unified whole through which authority,
coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah
perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling
ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui
kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan).
Dari beberapa pengertian
organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki
tiga unsur dasar, yaitu :
a. Orang-orang (sekumpulan orang),
b. Kerjasama,
c. Tujuan yang ingin dicapai,
Dengan demikian
organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam
rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang
dimiliki.
2. Ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan
di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling
mengenal,
b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling
berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
c. Tiap-tiap
orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan
lain-lain,
d. Adanya
kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
3. Prinsip-Prinsip
Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah
satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya
“Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa
prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1) Organisasi
Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan
demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya,
organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu
organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip
Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan,
pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam
pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas
jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip
Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seorang atasan saja.
4) Prinsip
Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya,
sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang
diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.
Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam
pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan
mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5) Prinsip
Pertanggungjawaban.
Dalam
menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada
atasan.
6) Prinsip
Pembagian Pekerjaan.
Suatu
organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian
tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
7) Prinsip
Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang
atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan
bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8) Prinsip
Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas
tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari
pekerjaannya.
9) Prinsip
Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya
kepada orang lain.
10) Prinsip
Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari
organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui
aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya
sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur
organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar
seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip
Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena
adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi
mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip
Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan
kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan
yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu
kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan
sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
4.
Jenis-jenis Organisasi
Pengelompokan jenis organisasi dapat
dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Berdasarkan
jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
(1) bentuk tunggal, yaitu
pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan
bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan
suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung
jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2. Berdasarkan
lalu lintas kekuasaan.
Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus,
kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para
pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff,
dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan
tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, (3)
bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam
fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan
kerja lebih bersifat horizontal.
3. Berdasarkan
sifat hubungan personal, yaitu ;
(1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi,
seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum
(2) organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan
bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobby, dll.
4. Berdasarkan
tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya
mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau
‘non profit oriented ‘
5. Berdasarkan
kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
(1) organisasi pendidikan,
(2) organisasi kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan lain lain.
6. Berdasarkan
fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2) Organisasi
berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi yang bersifat
integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya
organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
7. Berdasarkan
pihak yang memakai manfaat.
Organisasi ini meliputi; (1) Mutual
benefit organization, yaitu organisasi yang
kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, (2) Service
organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya
dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization,
organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth
organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya
terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi pelayanan
kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll
5. Manfaat
Berorganisasi
1. Menambah pengalaman
Dengan menjadi anggota
panitia suatu kegiatan, mendapat pengalaman berorganisasi. Bagaimana bekerja
dalam komunitas yang terdiri dari individu-individu majemuk, beraneka ragam
latar belakang dan pola pikir. Dengan kesibukan tambahan
ini, mau tidak mau kita harus belajar strategi menyatukan visi, membagi kerja,
dan menjalankan tugas. Istilah kerennya, job
description masing-masing
tugas harus jelas. Berbagai benturan yang mungkin terjadi saat menyatukan visi,
tentu akan menjadi tambahan pengalaman tersendiri. Begitu pula saat pembagian
kerja, menjadi terbiasa untuk bekerja secara team work,
saling membahu, mendukung satu dengan lainnya.
Selain
memperoleh pengalaman berorganisasi, pengalaman dan menambah wawasan dalam
bidang yang kita kerjakan. Bergabung dengan kepanitiaan suatu kegiatan tentu
membuat kita harus berinteraksi dengan banyak orang. Proses interaksi ini
membuat kita menjadi kenal dan dikenal banyak orang.
2. Sikap mental
berorganisasi juga
membentuk sikap mental positif, misalnya kedisiplinan, ketekunan, kejujuran,
dan percaya diri. Setiap kerja pasti ada target waktu (deadline) yang
harus dicapai. Selain kedisiplinan, ketekunan kita juga terasah. Tidak semua
tugas yang menjadi tanggung jawab, mudah dilaksanakan. Kadangkala ada tugas
yang membutuhkan ketekunan, seperti mewawancarai orang penting yang sulit
ditemui. Bila tidak tekun tugas kita tidak terselesaikan.
Jabatan menjadikan
individu bersikap jujur, tidak menyalahgunakan kepercayaan yang telah
diberikan. Hal ini membutuhkan keberanian untuk melawan keinginan negatif dan
melatih kejujuran kita.
Dengan pengalaman
berorganisasi, secara sadar maupun tidak, tingkat kepercayaan diri juga
meningkat. Kepercayaan diri yang tinggi ini amat berguna saat harus melangkah
dan menentukan sesuatu. Maka akan terbentuk
individu yang lebih berani dalam menghadapi segala situasi.
C.
Solar Generation-Greenpeace
Greenpeace adalah organisasi kampanye internasional independen yang
menggunakan konfrontasi kreatif tanpa kekerasan untuk menyoroti masalah-masalah
lingkungan global dan mendorong solusi yang penting bagi masa depan yang hijau
dan damai. Greenpeace juga memiliki kebijakan yang ketat mengenai keuangan dan
hanya menerima dana dari individu perorangan, tidak dari perusahaan ataupun
pemerintah. (www.greenpeace.or.id)
Solar Generation
adalah organisasi anak muda usia 15-25 tahun dari seluruh dunia di bawah
kampanye iklim dan energi Greenpeace yang memerangi perubahan iklim dan
menyerukan penggunaan energi bersih. Terdapat di 21 negara termasuk
Indonesia. Di Indonesia Solar Generation lahir dari sebuah program kampanye
Perubahan Iklim & Energi yang dilakukan Greenpeace South East Asia, dimana
Greenpeace melakukan pembangunan kesadaran publik tentang Revolusi Energi ke
berbagai kampus dan sekolah, serta mengajak anak – anak muda untuk melakukan
aksi nyata, dan baru-lah pada 1 Desember 2007 organisasi yang gawangi oleh kaum
muda ini melakukan launching sekaligus mengkampanye-kan pemanasan global dan
penggunaan energi yang ramah lingkungan di Pantai Kuta, Bali dengan tagline “Kyoto Just Do It, Youth
Act Now!”. Acara yang di gelar selama 2 hari itu juga sebagai respon terhadap
konferensi internasional perserikatan bangsa-bangsa (PBB) untuk perubahan iklim
(UNFCCC). .(www.solargeneration.co.id)
Organisasi
ini menang dikhususkan bagi anak muda yang ingin berperan aktif melawan dapak
dari perubahan iklim. Beberapa yang telah dilakukan antara lain membangun
komunitas di setiap sekolah dengan sebutan Student Action For Climate,
melakukan kampanye energi efisiensi dan renewable energy.
Pentingnya Organisasi
dan Metode
Istilah organisasi dapat di definisikan :
organisasi merupakan wadah yang dibentuk oleh
sekelompok orang (lebih dari satu) yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
atau sasaran bersama.
Beberapa hal penting dari definisi tersebut adalah:
– Organisasi dibentuk atau terdiri dari manusia
– Adanya pembagian tugas
– Adanya koordinasi/kendali terhadap
tindakantindakan anggotanya
– Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.
Sedangkan istilah metode tersebut berarti suatu
tata karja yang dapat mencapai tujuan secara efisien.
Pengertian organisasi dan metode secara lengkap
adalah :
Rangkaian proses kegiatan yang di lakukan untuk
meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menetukan bagi berhasilnya
proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi
atau birokasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah di tetapkan.
Dalam pengertian tersebut terdapat 4 maksud :
a. Sebagai
Kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya
b. Sebagai
Kegiatan manajemen
c. Memanfaatkan
sumber-sumber dan waktu yang tersedia
d. Meningkatkan
efisiensi kerja untuk mencapai tujuan
Sejarah Organisasi
Pendekatan awal terhadap
teori organisasi pada awal abad 19 menganggap organisasi sebagai alat mekanis
untuk mencapai tujuan, pada perhatian difokuskan pada pencapaian efisiensi dalam
fungsi-fungsi intern. (Teoritikus Tipe 1).
Pada teoritikus tipe 2
yang melaksanakan dibawah asumsi system tertutup namun menekankan hubungan
informasi dan motivasi-motivasi non-ekonomis yang beroperasi dalam organisasi.
Organisasi tidak selalu berjalan secara mulus dan bukan merupakan mesin yang
sempurna. Manajemn dapat merancang hubungan dan aturan formal, namun diciptakan
juga persahabat informal untuk memenuhi kebutuhan social anggotanya.
Kerasionalan kembali
menjadi tema sentral pada teoritikus tipe 3, diperkirakan sejak 1960 sampai
awal 1970-an para teoritikus melihat organisasi menjadi alat untuk mencapai
tujuan. Mereka memfokuskan pada sasaran, teknologi, dan ketidak pastian
lingkungan sebagai variabel-variabel kontingensi utama yang menetukan struktur
yang tepat dan seharusnya berlaku dalam organisasi, dengan kata lain struktur
yang sesuai dengan variable-variabel kontingensi tersebut akan membantu
pencapaian tujuan organisasi, sebaliknya penerapan struktur yang salah akan
mengancam kelangsungan hidup organisasi.
Akhirnya pendekatan
mutakhir untuk memahami organisasi sangat dipengaruhi oleh para teoritikus tipe
4. perspektif social digunakan kemabali, namun dalam kerangka kerja system
terbuka. Hasilnya adalah pandangan bahwa struktur bukanlah merupakan usaha yang
rasional dari pada manager untuk menciptakan struktur yang efektif, namun
merupakan hasil dari suatu pertarungan politis di antara koalisi-koalisi di
dalam organisasi untuk memperebutkan kendali atau kekuasaan.
Desain Organisasi Formal
dan Informal
Dimensi Desain
Organisasi
Menurut Richard
L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1. Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi.
1. Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi.
2. Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang
menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan
susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural
organisasi.
Organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Organisasi
Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang
atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta
dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara,
dan lain sebagainya.
2. Organisasi
Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua
orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang
tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar
bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan
lain-lain
Teori Organisasi yaitu
1. Teori Organisasi Klasik
(Teori Tradisional)
a. Teori Birokrasi
b. Teori Administrasi
c. Manajemen Ilmiah
2. Teori Neo Klasik (Teori
Hubungan atau Manusiawi)
Menekenakan pentingnya aspek psikologis &
sosial karyawan
3. Teori Organisasi Modern
Semua unsur organisasi
sebagai satu kesatuan & saling ketergantungan