BAB 7 & 8
DINAMIKA ORGANISASI
Menurut Myers (1982:234-237), Kreps (1986:185),
Stewart (1993:341)
2.2. JENIS & SUMBER KONFLIK
•Konflik
intrapersonal
•Konflik
antara kelompok dalam organisasi yang sama
2.2.2 SUMBER
KONFLIK Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)
A. Konflik
yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai (goal conflict) Menurut Wijono ( 1993, pp.7-15),
ada tiga jenis konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai (goal
conflict), yaitu:
1.
Approach-approach conflict, dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan
positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-tujuan yang dicapai
saling terpisah satusama lain.
B. Konflik yang berkaitan dengan
peran dan ambigius
Menurut Stevenin
(2000,
pp.132-133), ada beberapa faktor yang
mendasari munculnya konflik antar pribadi dalam organisasi misalnya adanya:
1. Pemecahan
masalah secara sederhana.
Fokusnya
tertuju pada penyelesaian masalah danorang-orangnya tidak mendapatkan perhatian
utama.
Kedua pihak
bersedia saling memberi dan menerima, namun tidak selalu langsung tertuju pada
masalah yang sebenarnya.Waspadailah masalah emosi yang tidak pernah disampaikan
kepada manajer. Kadang-kadangkedua pihak tetap tidak puas.
Tingkat
konflik ini ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan.Mengambil sikap menjaga
jarak. Sebagai manajer, manajer perlu memanfaatkan danmenunjukkan aspek-aspek
yang sehat dari ketidaksepakatan tanpa membiarkan adanya perpecahan dalam
kelompok.
Ini adalah
ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat.Pada tingkat ini,
sering kali pendapat dan gagasan orang lain kurang dihargai. Sebagian
diantaranya akan melakukan berbagai macam cara untuk memenangkan pertarungan.
5.
Pertarungan/penerbangan.
Ini adalah
konflik “penembak misterius”. Orang-orang yangterlibat di dalamnya saling
menembak dari jarak dekat kemudian mundur untuk menyelamatkandiri. Bila amarah
meledak, emosi pun menguasai akal sehat. Orang-orang saling berselisih.
6. Keras kepala.
Ini adalah
mentalitas “dengan caraku atau tidak sama sekali”.Satu-satunya kasih karunia
yang menyelamatkan dalam konflik ini adalah karena biasanya hal initetap
mengacu pada pemikiran yang logis. Meskipun demikian, tidak ada kompromi
sehinggatidak ada penyelesaian.
7.
Penyangkalan.
Ini adalah
salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi karena tidak ada komunikasi
secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya dipendam. Konflik yang
tidak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak bisa diselesaikan.
Menurut Ross (1993) ada dua sumber konflik yang
terjadi dalam sebuah organisasi atau kelompok, adalah adanya unsur persaingan
dan unsur kekuatan. Menurut teori struktur,konflik dipicu oleh sosial
adanya persaingan antara pihak-pihak yang berkepentingan.Tindakan terhadap
pihak lain dalam pemikiran teori struktur social akan menciptakan tantangan
nyata untuk meningkatkan solidaritas dan respon kolektif dalam menghadapi
lawan. Selanjutnya pihak-pihaktersebut melakukan konsolodasi secara sadar
sehingga membentuk suatu kekuatan dalam menghadapi konflik tersebut.
3. Menyepakati
suatu solusiKumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari
orang-orang yangterlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat
diterapkan atau tidak praktis.Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang
tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
4.
PelaksanaanIngatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati,
jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
5.
EvaluasiPenyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru.
Jika penyelesaiannyatampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah
sebelumnya dan cobalah lagi.
1. Jangan
hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalammasyarakat
yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan
pun berkurang, demikian pula sebaiknya.
2. Jangan
terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani
secara paling baik dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga.
3. Jangan
biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan
berkonsentrasi pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum
tentumerupakan kesempatan yang terbesar.
Menurut Wijono
(1993 :
42-125) strategi mengatasi konflik, yaitu:
Strategi
Mengatasi Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)
2. Menumbuhkan
rasa percaya dan penerimaan
3. Menumbuhkan
kemampuan /kekuatan diri sendiri
4. Menentukan
tujuan
5. Mencari
beberapa alternative
6. Memilih
alternative
7.
Merencanakan pelaksanaan jalan keluar
Strategi
Mengatasi Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict)
a. Mediasi (Mediation)Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk
menyelesaikan konflik tidak seperti yangdiselesaikan oleh abriator, karena
seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara langsungterhadap pihak-pihak
yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.
2. Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy)Dalam strategi saya menang
anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu pihak yang sedang
konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan.Beberapa
cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan win-lose strategy (Wijono, 1993 : 44), dapat melalui:
a. Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau
lebih pihak yang kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task
independence).
b. Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan
perdamaiandengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi terhadap
perbedaan dankekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictioanal
ambiquity).
c. Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya
untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik,
karena adanyarintangan komunikasi (communication barriers).
d. Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal
denganmenunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi
oleh sifat-sifatindividu (individual traits).
e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran
persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah
pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap
sumber-sumber (competition for resources) secaraoptimal bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
3. Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy)Penyelesaian yang dipandang
manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan keterampilan
menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang
terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana
kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing
dalam upaya penyelesaian konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah
pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang. Strategi
menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2
cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan
konflik interpersonal yaitu:
a. Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) Usaha untuk
menyelesaikansecara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua belah
pihak.
b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation)
Dalam penyelesaianmelalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan
proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan
konflik dengan kekuasaan atau menghakimisalah satu atau kedua belah pihak yang
terlibat konflik.
Strategi
Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict)
2. Pendekatan
Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative Intervention
inLateral Conflict)Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan
sendiri oleh pihak-pihak yang terlibatkonflik. Kemudian jika konflik tersebut
ternyata tidak dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya manajer langsung
melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.
3. Pendekatan
Sistem (System Approach) Model pendekatan perundingan menekankan pada
masalah-masalah kompetisi dan model pendekatan birokrasi menekankan pada
kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatansistem (system Approach) adalah
mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang muncul.Pendekatan ini menekankan
pada hubungan lateral dan horizontal antara fungsi-fungsi pemasaran dengan
produksi dalam suatu organisasi.
4.
Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization) Cara pendekatan dapat
melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya reorganisasi
struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai
kedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal
untuk mengatasikonflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling
ketergantungan tugas (task interdependence) dalam mencapai kepentingan dan
tujuan yang berbeda sehingga fungsi organisasi menjadi kabur.
Motif
seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakangerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan
suatu driving force yangmenggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di
dalam perbuatanya itu mempunyai tujuantertentu. Setiap tindakan yang dilakukan
oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat).
1. Kebutuhan
aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar. Pemenuhannya hanya berasarkan
keinginan atas usaha individu itu sendiri.
2. Aktualisasi
diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung
terus-menerus terutama sejalan dengan meningkatkan jenjang karier
seorangindividu.
1. Hal-hal
yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan
untuk berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan
itusendiridan adanya pengakuan atas semuanya itu.
2. Hal-hal
yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel
saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan
jabatan, hak, gaji,tunjangan, dan lain-lain.
3. Karyawan
kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi
sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan. Herzberg
menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua
faktor yang merupakan kebutuhan,yaitu :
a. Maintenance
Factors
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat
manusia yang inginmemperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini
merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan
kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
b. Motivation
Factors Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang
yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn
pekerjaan.
1. Kebutuhan akan Prestasi ( Need for
Achievment )
2. Kebutuhan akan Afiliasi ( Need for Affiliation )
3. Kebutuhan akan Kekuasaan ( Need for Power )
1. Kebutuhan
akan Keberadaan ( Existence Needs ), berhubungan dengankebutuhan dasar termasuk
didalamnya Physiological Needs dan Safety Needs dari Maslow.
2. Kebutuha
akan Afiliasi ( Relatedness Needs ), menekankan akan pentingnya
hubunganantar-individu ( interpersonal relationship ) dan bermasyarakat (social
relationship).
3. Kebutuhan
akan Kemajuan ( Growth Needs ), dalah keinginan intrinsik dalam diriseseorang
untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya.
1. upah yang
layak
2. kesempatan
untuk maju
4. keamanan bekerja
5. tempat kerja yang baik
6. penerimaan oleh kelompok
7. perlakuan yang wajar
8. pengakuan atas prestasi
b. Teori
Proses ( Process Theory )
1. Pengukuhan
Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,terjadi
jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2. Pengukuhan
Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,terjadi
jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
Jadi prinsip
pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan,
apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (Punishment)
selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan
(response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan yang
relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi
tiap-tiapunit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.
0 komentar:
Posting Komentar